Adalah Peralatan Sederhana ( saya katakan sederhana dikarenakan pada saat
ini telah banyak peralatan meteorologi yang lebih canggih seiring dengan
perkembangan teknologi ) yang digunakan dan dimanfaatkan untuk mengukur
dan mencatat parameter cuaca.
1.1 Sifat Alat-alat Meteorologi
Sifat alat-alat meteorologi pada dasarnya sama dengan alat-alat ilmiah
lainnya, yang digunakan dalam penelitian di laboratorium yaitu bersifat peka
dan teliti. Perbedaannya terletak pada
penggunaan dan penempatan serta
pemakaiannya. Alat-alat Meteorologi pada umumnya dipasang di luar ruangan dan
berhubungan langsung dengan proses cuaca, sedangkan alat-alat
laboratorium sebaliknya.
Berdasarkan
kondisi tersebut, maka alat-alat Meteorologi harus bersifat :
- Kuat, agar alat-alat ini tahan terhadap cuaca serta tahan lama.
- Sederhana, baik bentuk maupun penggunaannya. Bentuk sederhana agar mudah dimengerti dan diperbaiki sendiri saat terjadi kerusakan-kerusakan kecil.
1.2 Jenis Alat-alat Meteorologi
Ditinjau dari cara pembacaannya, alat-alat
Meteorologi dibagi menjadi dua jenis yaitu bersifat RECORDING dan NON
RECORDING.
Alat yang bersifat Recording adalah alat yang
dapat mencatat data dengan sendirinya secara terus menerus sejak pemasangan
pias hingga penggantian pias berikutnya.
Dari data yang diperoleh dapat ditentukan harga minimum dan harga
maximum.
Sedangkan
alat yang bersifat Non Recording adalah alat-alat yang harus dibaca pada
saat-saat tertentu untuk memperoleh data.
Alat ini tidak dapat mencatat sendiri .
Ditinjau dari segi penggunaannya alat Meteorologi
untuk pengamatan rutin dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu,
1.
Alat meteorologi yang dipakai
dipermukaan bumi.
Jenis alat ini umumnya terdapat pada stasiun meteorologi sinoptic,
meteorologi pertanian, Klimatologi dan maritim, misalnya barometer, anemometer,
anemograf dan lain-lain.
2.
Alat meteorologi yang dipakai
untuk pengamatan lapisan udara atas.
Alat ini umumnya terdapat pada stasiun meteorologi sinoptik dan
penerbangan, yang memerlukan pengamatan aerologi, misalnya pilot balon yang
menggunakan theodolit, radio sonde, rawin dan lain-lain.
3.
Alat meteorologi khusus
Alat ini banyak
digunakan dalam lapangan penelitian.
Unsur yang diamati sama, tapi dengan menggunakan alat dan metode yang
berbeda-beda, disesuaikan dengan maksud dan tujuan penelitian itu sendiri.
Pada umumnya berbentuk sederhana, mudah dibuat dan mudah diperbaiki dan
mempunyai standart tertentu seperti alat meteorologi lainnya. Sensor jenis alat ini kebanyakan terdiri dari
thermocouple yang mempunyai kontruksi bermacam-macam seperti hot wire anemometer (pengukur angin
lemah), thermocouple psycrometer (pengukur kelembaban), ribon thermopile
(pengukur radiasi) dan lain-lainnya.
1.3 Ketelitian Pada pengamatan dengan alat
Ketelitian pada pengamatan dengan alat tergantung
;
a.
Ketelitian dari pengukur yang
dipergunakan dengan pembacaannya.
b.
Tetapnya besaran yang diukur.
c.
Kecepatan reaksi dari alat ukur pada pengukuran
besaran-besaran yang berubah-ubah.
d.
Daya, agar penunjuk alat ukur memberi penyimpangan
kecil sekali.
Jelas bahwa ketelitian elemen meteorologi tentu terbatas. Semua pengamatan mempunyai kesalahan
masing-masing atau setiap pengamatan selalu bersifat “ mendekati kebenaran”
. Kesalahan-kesalahan yang terjadi pada
setiap pengamatan dapat dibagi sebagai berikut :
1.3.1 Kesalahan Sistematik
Hal ini dapat terjadi pada penyimpangan-penyimpangan dari alat yang
digunakan, gangguan yang mungkin timbul dan metode yang keliru.
1.
Kesalahan Instrument. Pada neraca, misalnya, kesalahan-kesalahan dapat
disebabkan oleh lengan-lengan yang tidak sama, penyimpangan-penyimpangan dari batu timbangan atau pembagian skala yang
kurang baik. Ini dapat dikurangi dengan
membuat koreksi.
2.
Kesalahan gangguan. Ini disebabkan oleh getaran bumi, arus angin,
penyinaran panas dan lainnya. Gangguan
ini dapat dikurangi dengan misalnya menimbang dalam almari tertutup,
menghindari penyinaran panas dengan
memakai penyekat dan sebagainya.
3.
Kesalahan methodik. Kesalahan yang disebabkan cara (metode)
pengamatan (pengukuran) yang kurang baik
dan harus diatasi dengan cara yang lebih sempurna agar dapat mendekati
kebenaran.
1.3.2 Kesalahan Yang Tak Terduga
Hal ini dapat terjadi oleh;
1.
Kesalahan penyetelan. Yang terpenting disini adalah penyetelan dari
hubungan-hubungan dan caranya harus tetap.
2.
Kesalahan pembacaan. Disebabkann oleh kurang meratanya barang yang
diukur dan pembacaan dari instrument (kesalahan paralaks).
1.4 Satuan-satuan Dalam Meteorologi
Dengan banyaknya unsur-unsur meteorologi yang diamat, bearti banyak
pula alat-alat dan satuan-satuan yang digunakan untuk mengukur unsur-unsur
tersebut. Dibawah ini beberapa contoh
satuan yang digunakan dalam meteorologi;
a.
Satuan tekanan udara dinyatakan
dalam milibar atau cm Hg.
b.
Satuan temperatur dalam o C.
c.
Satuan penguapan dan curah
hujan dinyatakan dalam milimeter.
d.
Satuan arah angin dinyatakan
dalam arah mata angin, seperti arah utara, selatan, timur dan barat. Selain itu dapat juga dinyatakan dalam
derajat (0 derajat sampai 360 derajat).
e.
Satuan kecepatan angin dinyatakan dalam Knots atau
mil/jam, m/det dan km/jam.
f.
Satuan intensitas radiasi
matahari dinyatakan dalam gram kalori/cm2 /hari.
g.
Satuan lamanya matahari
bersinar dinyatakan dalam jam atau persen(%).
h.
Satuan relative humidity dalam persen (%).
i.
Satuan untuk menentukan jumlah
awan dalam okta.
Mengingat alat-alat meteorologi sebagian besar
didatangkan dari luar negeri yang belum menggunakan satuan metrik, maka perlu
diketahui satuan-satuan lain seperti tersebut dibawah ini..
1 milimeter = 0.39 inch
1 meter = 3.28 feet
1 inch = 2.54 cm
1 yard = 91.44 cm
1 gallon = 3.79 liter
1 nautical mile = 1.85 km
1 angstrom = 10-8 cm
1 Sequare inch = 6.4516 cm
1 knot = 0.5 m/detik
1 milibar = 0.75 mm Hg
1 standart
atmosfer = 1013.25 mb
1 pound = 0.4536 kg
No comments:
Post a Comment